Ya sememangnya kita seringkali lalai dengan tindakan kita seharian, kengkadangkita melebihkan dunia dari akhirat walhal apa yang penting kita menyeimbangkan antara akhirat dan dunia.. bahkan sekarang kita melebihkan dunia dari segalanya, kita sibuk mencari wang untuk hidup malah kita akan tinggalkan kepentingan ibadah kita kepada allah malah ada yang melupakan terus…
Dalam fatrah kali ini saya ingin kongsikan bersama keluasan neraka sebagai ilmu kita bersama. dan untuk mengingatkan diri kita tentang dunia akhirat yang kita takuti… dan yg pasti akan kita lalui suatu hari kelak.. nescaya pada masa itu seorang pun diantara kita tidak akan dapat lari dari hari perhitungan…
Keluasan Neraka yang amat dasyat Untuk dikongsi, betapa kasihnya Rasulullah kepada umatnya….Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibrail datang kepada Nabi saw pada waktu yg ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh nabi s. a. w. “Mengapa aku melihat kau berubah muka?”
Jawabnya: “Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui bahawa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya.” Lalu nabi s. a. w. bersabda: “Ya Jibrail, jelaskan padaku sifat Jahannam.”
Jawabnya: “Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum nescaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi nescaya akan mati penduduk bumi kerana panas dan basinya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yg disebut dalam Al-Qur’an itu diletakkan di atas bukit, nescaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke tujuh. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di hujung barat tersiksa, nescaya akan terbakar orang-orang yang di hujung timur kerana sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi, dan minumannya air panas campur nanah, dan pakaiannya potongan-potongan api. Api neraka itu a! da tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bahagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan.”
Nabi s. a. w. bertanya: “Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?” Jawabnya: “Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda.” (nota kefahaman: iaitu yg lebih bawah lebih panas) Tanya Rasulullah s. a. w.: “Siapakah penduduk masing-masing pintu?” Jawab Jibrail: “Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat nabi Isa
a. s. serta keluarga Fir’aun sedang namanya Al-Hawiyah. Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim, pintu ketiga tempat orang shobi’in bernama Saqar.
Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha, pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah Pintu ke enam tempat orang nasara bernama Sa’eir.” Kemudian Jibrail diam segan pada Rasulullah s. a. w. sehingga ditanya: “Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?” Jawabnya: “Di dalamnya
orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum sempat bertaubat.”
Maka nabi s. a. w. jatuh pengsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibrail meletakkan kepala nabi s. a. w. di pangkuannya sehingga sedar kembali dan sesudah sedar nabi saw bersabda: “Ya Jibrail, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam neraka?” Jawabnya:
“Ya, iaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu.” Kemudian nabi s.a.w. menangis, Jibrail juga menangis, kemudian nabi s. a. w. masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila
sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah.(dipetik dari kitab “Peringatan Bagi Yg Lalai”)
No comments:
Post a Comment