SIKSA MENINGGALKAN SHOLAT

Pernah berlaku di zaman Khalifah Bakar As-Sidiq terhadap seorang sahabat yang meninggal dunia. Setelah dimandi dan di kafankan, lalu diletakkan di satu sudut rumah untuk disholatkan. Semasa sholat hendak dimulakan, tiba-tiba mayat itu bergerak-gerak.

Tampillah seorang daripada mereka untuk menghuraikan ikatan kafan karena menyangka mayat itu masih hidup.

Tatkala kafan itu terbuka, alangkah terperanjatnya mereka karena mayat itu di lilit dan digigit oleh seekor ular.

Lalu mereka mengambil kayu untuk memukul ular tersebut.

Sekali lagi mereka terkejut karena ular itu mengucap dua kalimah syahadat serta berkata :

"Apakah sebabnya kamu hendak membunuhku?. Aku tidak bersalah dan tidak pula menyakiti kamu.

Aku hanya menjalankan perintah Allah menyiksa mayat ini sehingga Hari Akhirat".

Para hadirin bertanya : "Apakah yang menyebabkan mayat ini disiksa?"

Ular tersebut menjawab : "Mayat ini selama hidupnya telah melakukan tiga kesalahan yaitu,
Pertama : Ia mendengar azan tetapi tidak diindahkan malah tidak pula mengerjakan sholat.
Kedua : Ia tidak mengeluarkan zakat hartanya.
Ketiga : Ia tidak mau mendengar nasihat yang baik-baik dari para alim ulama'.
Itulah yang menyebabkannya disiksa sedemikian rupa."

Kisah Wali Allah yang Solat Di Atas Air

Sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan bersama 200 orang temasuk ahli perniagaan berlepas dari sebuah pelabuhan di Mesir. Apabila kapal itu berada di tengah lautan maka datanglah ribut petir dengan ombak yang kuat membuat kapal itu terumbang-ambing dan hampir tenggelam. Berbagai usaha dibuat untuk mengelakkan kapal itu dipukul ombak ribut, namun semua usaha mereka sia-sia sahaja. Kesemua orang yang berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka. Ketika semua orang berada dalam keadaan cemas, terdapat seorang lelaki yang sedikitpun tidak merasa cemas. Dia kelihatan tenang sambil berzikir kepada Allah S. W. T. Kemudian lelaki itu turun dari kapal yang sedang terumbangambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan solat di atas air. 

Beberapa orang peniaga yang bersama-sama dia dalam kapal itu melihat lelaki yang berjalan di atas air dan dia berkata, "Wahai wali Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!" Lelaki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya. Para peniaga itu memanggil lagi, "Wahai wali Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!"

Kemudian lelaki itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya dengan berkata, "Apa hal?" Seolah-olah lelaki itu tidak mengetahui apa-apa. Peniaga itu berkata, "Wahai wali Allah, tidakkah kamu hendak mengambil berat tentang kapal yang hampir tenggelam ini? "Wali itu berkata, "Dekatkan dirimu kepada Allah." Para penumpang itu berkata, "Apa yang mesti kami buat?" Wali Allah itu berkata, "Tinggalkan semua hartamu, jiwamu akan selamat."

Kesemua mereka sanggup meninggalkan harta mereka. Asalkan jiwa mereka selamat. Kemudian mereka berkata, "Wahai wali Allah, kami akan membuang semua harta kami asalkan jiwa kami semua selamat." Wali Allah itu berkata lagi, "Turunlah kamu semua ke atas air dengan membaca Bismillah."

Dengan membaca Bismillah, maka turunlah seorang demi seorang ke atas air dan berjalan menghampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berzikir. Tidak berapa lama kemudian, kapal yang mengandungi muatan beratus ribu ringgit itu pun tenggelam ke dasar laut. Habislah kesemua barang-barang perniagaan yang mahal-mahal terbenam ke laut. Para penumpang tidak tahu apa yang hendak dibuat, mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu. Salah seorang daripada peniaga itu berkata lagi, "Siapakah kamu wahai wali Allah?" Wali Allah itu berkata, "Saya ialah Awais Al-Qarni."

Peniaga itu berkata lagi, "Wahai wali Allah, sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta fakir-miskin Madinah yang dihantar oleh seorang jutawan Mesir." WaliAllah berkata, "Sekiranya Allah kembalikan semua harta kamu, adakah kamu betul-betul akan membahagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?" Peniaga itu berkata, "Betul, saya tidak akan menipu, ya wali Allah." 

Setelah wali itu mendengar pengakuan dari peniaga itu, maka dia pun mengerjakan solat dua rakaat di atas air, kemudian dia memohon kepada Allah swt agar kapal itu ditimbulkan semula bersama-sama hartanya. 

Tidak berapa lama kemudian, kapal itu timbul sedikit demi sedikit sehingga terapung di atas air. Kesemua barang perniagaan dan lain-lain tetap seperti asal. Tiada yang kurang. 

Setelah itu dinaikkan kesemua penumpang ke atas kapal itu dan meneruskan pelayaran ke tempat yang dituju. Apabila sampai di Madinah, peniaga yang berjanji dengan wali Allah itu terus menunaikan janjinya dengan membahagi-bahagikan harta kepada semua fakir miskin di Madinah sehingga tiada seorang pun yang tertinggal.

HADITS PALSU - DIALOG RASULULLAH DENGAN IBLIS

Beredar sangat banyak dan sudah lama, hadits tentang dialog antara Rasul mulia dan Iblis terlaknat. Sebagian masyarakat menganggap bahwa isinya baik dan bermanfaat sehingga layak disebarkan padahal hadits ini adalah hadits palsu dan dusta atas nama Nabi dan berisi hal yang bahaya dan mencederai Rasulullah dan shahabat.

Jangan disebarkan kecuali untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa hadits ini palsu dan dusta!

Berikut ini saya sertakan kajian tiga ulama dunia tentang hadits ini:

A. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

Ketika beliau ditanya tentang riwayat ini, berikut jawabannya:

“Ini hadits dusta. tidak terdapat di dalam kitab-kitab muslimin yang dipercaya baik kitab shahih, sunan ataupun musnad. siapa saja yang tahu bahwa ini adalah dusta atas nama nabi maka tidak boleh meriwayatkannya…” (Majmu’ al-Fatawa 18/350)

B. Fatwa Syekh Abdurrahman as-Suhaimi (Ulama Masjid Nabawi dan Dosen Universitas Islam Madinah):

Ini dusta yang nyata! Ini hadits maudhu’ dusta tidak boleh meriwayatkannya, menyampaikan dan menyebarkannya di masyarakat kecuali jika ingin mengingatkan bahayanya hadits ini dan menjelaskan dustanya.

Di antara tanda-tanda dusta yang nyata adalah:

Menyebutkan (sumpah dengan talak!) hal ini tidak pernah dikenal di antara para shahabat radhiallahu anhum

Pernyataannya tentang tempat berlindungnya (di bawah kuku manusia) ini bertentangan dengan hadits yang shahih dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dari Nabi: jika seseorang bangun dari tidurnya, maka bersihkan hidung dengan air tiga kali karena syetan menginap di dalam hidungnya.

Pernyataannya melalui lisan syetan: (Saya punya anak yang saya beri nama kahil yaitu yang menjadi celak mata manusia di majlis ulama dan khutbah hingga mereka tertidur saat mendengarkan nasehat para ulama maka tidak dicatat baginya pahala selamanya) bagaimana tidak dicatat baginya pahala selamanya, padahal dia telah hadir di majlis ilmu dan khutbah? Apakah sama antara yang hadir dan dikalahkan oleh kantuknya dengan yang tidak hadir sama sekali?

Saya juga ingat di sebagian riwayat-riwayat dusta ini bahwa mereka berkata sesungguhnya Nabi menawarkan kepada Iblis taubat agar beliau memberinya syafaat nanti di sisi Allah! Ini dusta yang paling besar. Sesungguhnya Allah telah berfirman dan firman-Nya adalah benar, berjanji dan janji-Nya tidak mungkin diingkari dan tidak pernah diganti keputusannya. Dia telah menjanjikan Iblis untuk berusia hingga hari kiamat. Dia telah memberitahukan bahwa Iblis itu terlaknat dan akan masuk Jahannam, kelak Iblis akan menyampaikan khutbahnya di hadapan para pengikutnya di Jahannam dan seterusnya…Bagaimana kemudian dia ditawari taubat?! Karena diterimanya taubat dan pemberian syafaat baginya artinya membuang semua hal yang disampaikan Allah dalam firman-Nya tersebut di atas.

Maka, berhati-hatilah bagi yang menyebarkan kedustaan nyata seperti ini. Setiap hadits yang berisi hal seperti ini dan sepanjang ini, maka telah menyebabkan keraguan, tidak boleh diterima hingga diperiksa.

Nasehat bagi yang sering membuka internet agar jangan terlalu cepat menyebarkan kedustaan-kedustaan dan hadits-hadits pendongeng seperti ini. Tapi tanyakan dulu kepada ahli ilmu.

Dan bahaya sekali menyebarkan hadits dusta, karena yang menyebarkannya akan mendapatkan dosa dusta dan bergabung dalam dusta dengan yang membuatnya.

Telah diingatkan dengan keras dalam hadits mutawatir dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sabdanya: dusta atas namaku tidak seperti dusta atas nama salah seorang di antara kalian, siapa yang dusta atas namaku dengan sengaja maka tempatnya di neraka.
Dan dalam sabda Nabi yang lain:

“Jangan berdusta atas namaku, sesungguhnya yang berdusta atas namaku akan masuk neraka.”

Wallahu ta’ala a’lam

C. Fatwa dari Markaz Fatwa di bawah bimbingan DR. Abdullah al-Faqih:

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam untuk Rasulullah, keluarga dan shahabatnya.

Amma ba’du: ini hadits tidak ada sumbernya, bahkan dusta nyata yang tidak boleh diceritakan kecuali untuk mengingatkan dan menjauhkan orang darinya. Di dalamnya ada kedustaan nyata yang tidak mungkin dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Wallahu a’lam

Penulis: Budi Ashari (Alumnus Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah), diambil dari notes beliau

Berikut adalah teks hadits PALSUnya:

Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata: “Kami bersama Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabatdari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar: “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku “.

Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat: “Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu ?”.
Para sahabat menjawab, “Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. “Rasulullah berkata: “Dia adalah Iblis yang terkutuk – semoga Allah senantiasa melaknatnya.”

Umar bin Khattab r.a. berkata: “Ya, Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?” Nabi SAW berkata pelan: “Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan [hari kiyamat]?. Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah SWT. Fahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!”

Ibnu Abbas berkata: “Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut
sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya [masyquqatani] memanjang [terbelah ke atas, tidak ke samping], kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan/kerbau [tsur].

Dia berkata, “Assalamu’alaika ya Muhammad, assalamu ‘alaikum ya jamaa’atal-muslimin [salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin]“.

Nabi SAW menjawab: “Assamu’lillah ya la’iin [Keselamatan hanya milik Allah SWT, wahai makhluq yang terlaknat. Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis".

Iblis berkata: "Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa [diperintah] .”

Nabi SAW berkata: “Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?”.

Iblis berkata, “Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku ‘Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad SAW dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepadamu. Allah SWT bersabda,” Demi kemulian dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu”. Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku.”

Rasulullah kemudian mulai bertanya: “Jika kamu jujur, beritahukanlah kepadaku, siapakah orang yang paling kamu benci?”

Iblis menjawab: “Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluq Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”

Rasulullah SAW: “Siapa lagi yang kamu benci?”

Iblis: “Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah SWT.”

Rasulullah: “Lalu siapa lagi?”

Iblis: “Orang Alim dan Wara [menjaga diri dari syubhat] yang saya tahu, lagi penyabar.”

Rasulullah: “Lalu, siapa lagi?”

Iblis: “Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran.”

Rasulullah: “Lalu, siapa lagi?”

Iblis: “Orang miskin [fakir] yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya.”

Rasulullah: “Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar?”

Iblis: “Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar.”

Rasulullah: “Lalu, siapa lagi?”

Iblis: “Orang kaya yang bersyukur.”

Rasulullah bertanya: “Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur?”

Iblis: “Jika aku melihatnya mengambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal.”

Rassulullah: Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat?”

Iblis: “Aku merasa panas dan gemetar.”

Rasulullah: “Kenapa, wahai terlaknat?”

Iblis: “Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat.”

Rassulullah: “Jika mereka shaum?”

Iblis: “Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa.”

Rasulullah: “Jika mereka menunaikan haji?”

Iblis: “Saya menjadi gila.”

Rasulullah: “Jika mereka membaca Al Qur’an?’

Iblis: “Aku meleleh seperti timah di atas api.”

Rasulullah: “Jika mereka berzakat?”

Iblis: “Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji atau kapak dan memotongku menjadi dua.”

Rasulullah: “Mengapa begitu, wahai Abu Murrah?”

Iblis: “Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang bezakat disenangi makhluq-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. Ke-empat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya”.

Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?”

Iblis: “Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam?”

Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Umar?”

Iblis: “Demi Tuhan, tiada aku bertemu dengannya kecuali aku akan lari darinya.”

Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Utsman?”

Iblis: “Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya.”

Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib?”

Iblis: “Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya [menukar darinya kepala dengan kepala], dan kemudian ia meninggalkanku dan aku meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu.”

Rasulullah: “Segala puji hanya bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari kiamat.”

Iblis yang terlaknat berkata kepada Muhammad: “Hay-hata hay-hata .. [tidak mungkin- tidak mungkin]. Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari kiamat. Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang menciptakanku dan membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan. Akan aku sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta-huruf dan yang melek-huruf. Yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang mukhlis [ikhlas].”

Rasulullah: “Siapa yang mukhlis itu menurutmu?”

Iblis dengan panjang-lebar menjawab: “Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad. Barangsiapa cinta dirham dan dinar, dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah, maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu [syahwat] world, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu. Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar. Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta kedudukan [riyasah] termasuk dosa besar. Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa besar. Wahai Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu anak. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh ribu syaithan. Diantara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang lemah. Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya. Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi world [zuhud]. Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa. Apakah engkau tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat da’wahnya. Aku tidak meninggalkannya sampai dia dia berzina, membunuh, dan kafir [ingkar]. Dialah yang disebut oleh Allah dalam Qur’an dengan firmannya [dalam Surah Al Hasyr]: “(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika mereka berkata pada manusia:”Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:”Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam”. (QS. 59:16).

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa, “Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua.” Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan hatiku, ghibah, membicarakan kejelekan orang lain, dan namimah, meng-adu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku. Barangsiapa thalaq, bersumpah untuk cerai, dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar. Barangsiapa membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiyamat, maka anak mereka semuanya adalah anak-anak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja. Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang meng-akhirkan shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian aku katakan kepadanya: “Masih ada waktu, sementara engkau sibuk”. Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku, maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia menang atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan kepadanya,’ Lihatlah kiri-kanan’, lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya, ‘Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya.’ Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul wajahnya.

Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia ‘mencucuk’ shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa. Jika ia menang atasku, maka ketika shalat berjamaah aku cambuk dia dengan ‘lijam’ [cambuk] lalu aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batal-lah shalatnya dan Allah akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiyamat nanti.

Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan jari-jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku ketika ia sholat. Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya dan dengan begitu ia bertambah rakus di world dan cinta world. Dia menjadi pendengar kami yang setia.

Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya,’ Shalat tidak wajib atasmu. Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan ni’mat dari Allah’. Aku katakan kepada orang yang sakit: “Tinggalkanlah shalat, sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah berkata :” Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, ………

Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (QS. 24:61) Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan”. Sampai dia mati dalam keadaan kafir.

Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya. Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur, maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir. Wahai Muhammad, bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seper-enam umatmu dari Islam.

Nabi berkata: “Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu?”

Iblis: “Pemakan riba.”

Nabi: “Siapa teman kepercayaanmu [shadiq]?”

Iblis: “Pezina.”

Nabi: “Siapa teman tidurmu?”

Iblis: “Orang yang mabuk.”

Nabi: “Siapa tamumu?”

Iblis: “Pencuri.”

Nabi: “Siapa utusanmu?”

Iblis: “Tukang Sihir.”

Nabi: “Apa kesukaanmu?”

Iblis: “Orang yang bersumpah cerai.”

Nabi: “Siapa kekasihmu?”

Iblis: “Orang yang meninggalkan shalat Jum’at.”

Nabi: “Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu?”

Iblis: “Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah.”

Nabi: “Apa yang melelehkan badanmu?”

Iblis: “Taubatnya orang yang sungguih-sungguh bertaubat.”

Nabi: “Apa yang menggosongkan [membuat panas] hatimu?”

Iblis: “Istighfar yang banyak kepada Allah siang dan malam.

Nabi: “Apa yang memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?”

Iblis: “Zakat secara sembunyi-sembunyi.”

Nabi: “Apa yang membutakan matamu?”

Iblis: “Shalat diwaktu sahur [menjelang shubuh].”

Nabi: “Apa yang memukul kepalamu?”

Iblis: “Memperbanyak shalat berjamaah.”

Nabi: “Siapa yang paling bisa membahagiakanmu?”

Iblis: “Orang yang sengaja meninggalkan shalat.”

Nabi: “Siapa manusia yang paling sengsara [celaka] menurutmu?”

Iblis: “Orang kikir – pelit – kedekut.”

Nabi: “Siapa yang paling menyita pekerjaanmu [menyibukkanmu]?”

Iblis: “Majlis-majlis ulama.”

Nabi: “Bagaimana kamu makan?”

Iblis: “Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku.”

Nabi: “Di mana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas?”

Iblis: “Di balik kuku-kuku manusia.”

Nabi: “Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah?”

Iblis: “Sepuluh perkara.”

Nabi: “Apa sajakah itu, wahai terlaknat?”

Iblis: “Aku minta kepada-Nya untuk agar saya dapat berserikat dalam diri Bani Adam, dalam harta dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah: “Dan hasutlah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.” (QS. 17:64)

Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan ketika bersetubuih dengan istrinya maka syaithan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya.

Itulah maksud firman Allah: ” ……., dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki …… (QS. 17:64) . Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar-mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Aku memohon agar saya punya al-Qur’an, maka syair adalah al-Qur’anku. Saya memohon agar punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku. Saya
memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya punya teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfaq-kan harta kekayaannya untuk kemaksiyatan adalah teman dekat-ku. Ia kemudian membaca ayat: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.” (QS. 17:27)

Rasulullah berkata: “Andaikata tidak setiap apa yang engkau ucapkan didukung oleh ayat-ayat dari Kitabullah tentu aku tidak akan membenarkanmu.”

Lalu Iblis meneruskan: “Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku dapat berjalan ke manapun sesuai dengan kemauanku dan dengan cara bagaimanapun. Kalau saya mau, dalam sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku: “Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta”. Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari kiamat.

Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya. Andaikata tidak karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan shalat. Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu pahala, sebab, setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala. Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika khatib sedang memberikan khutbah, sehingga, mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak dapat mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya.

Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada syaithan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua syaithan itu kemudian berkata kepadanya, ‘keluarkan tanganmu’. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya.

Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak dapat menyesatkan sedikitpun, akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikata saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak akan membiarkan segelintir manusia-pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan “Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya”, dan tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak memberikan hidayat sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang-pun kafir di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai hujjah [argumentasi] Tuhan terhadap makhluq-Nya. Sementara saya adalah hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya.

Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman dalam QS Hud: “Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, (QS. 11:118) kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguh-nya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (QS. 11:119) dilanjutkan dengan: “Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku,” (QS. 33:38)”.

Kemudian Rasulullah berkata lagi kepada Iblis: “Wahai Abu Murrah [Iblis], apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga.”

Ia iblis menjawab: “Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan Qalam-pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka Maha Suci Tuhan, yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khatib para penduduk surga. Dia, telah memilih dan meng-khususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khatib para penduduk neraka. Saya adalah makhluq celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang sejujurnya”.

Segala puji hanya milik Allah SWT , Tuhan Semesta Alam, awal dan akhir, dzahir dan bathin. Semoga shalawat dan salam sejahtera tetap selalu diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan Para Nabi.

SUMBER islam2u.net

FADHILAT SOLAT DHUHA

Berkata Abu Murrah Ath-Tha’ifi r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. telah bersabda : Allah telah berfirman:

“Wahai anak Adam! Bersembahyanglah untuk Aku di awal pagi, niscaya Aku akan mencukupimu di akhirnya.”(Riwayat Ahmad)

Hadis Qudsi ini menganjurkan kita mengerjakan Solat Dhuha yang mana antara faedahnya, Allah Ta’ala memberi jaminan akan melaksanakan segala keperluan-keperluan keduniaan manusia setiap hari.

Antara ibadat sunat yang dianjurkan dan menjadi amalan Rasullullah SAW sendiri ialah solat sunat Dhuha. Banyak hadis-hadis yang mengalakkannya dan menyatakan keutamaannya, antaranya dalam riwayat Abu Hurairah katanya:

“Kekasihku Rasullullah SAW telah berwasiat kepadaku tiga perkara, aku tidak meninggalkannya, iaitu ; supaya aku tidak tidur melainkan setelah mengerjakan witir, dan supaya aku tidak meninggalkan dua rakaat solat Dhuha kerana ia adalah sunat awwabin, dan berpuasa tiga hari daripada tiap-tiap bulan”(Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat yang lain Rasullullah SAW pernah bersabda yang maksudnya :

“Pada tiap-tiap pagi lazimkanlah atas tiap-tiap ruas anggota seseorang kamu bersedekah; tiap-tiap tahlil satu sedekah, tiap-tiap takbir satu sedekah, menyuruh berbuat baik satu sedekah, dan cukuplah (sebagai ganti) yang demikian itu dengan mengerjakan dua rakaat solat Dhuha .”(Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Adapun kelebihan sembahyang Dhuha itu sepertimana di dalam kitab “An-Nurain” sabda Rasullullah SAW yang maksudnya : “Dua rakaat Dhuha menarik rezeki dan menolak kepapaan."

Dalam satu riwayat yang lain Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya : “Barangsiapa yang menjaga sembahyang Dhuhanya nescaya diampuni Allah baginya akan segala dosanya walaupun seperti buih dilautan.”(Riwayat Ibnu Majah dan At-Tirmidzi)

Dan daripada Anas bin Malik Radhiallahu ‘anhu berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW berkata: “Barangsiapa yang mengerjakan sembahyang sunat Dhuha dua belas rakaat dibina akan Allah baginya sebuah mahligai daripada emas”(Riwayat Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Waktu sembahyang Dhuha ialah dari naik matahari sampai se-penggalah dan berakhir di waktu matahari tergelincir tetapi disunatkan dita’khirkan sehingga matahari naik tinggi dan panas terik.

Cara menunaikannya pula adalah sama seperti sembahyang-sembahyang sunat yang lain iaitu dua rakaat satu salam. Boleh juga dikerjakan empat rakaat, enam rakaat dan lapan rakaat. Menurut sebahagian ulama jumlah rakaatnya tidak terbatas dan tidak ada dalil yang membatasi jumlah rakaat secara tertentu, sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah bermaksud :”Adalah Nabi SAW bersembahyang Dhuha empat rakaat dan menambahnya seberapa yang dikehedakinya.” (Hadis riwayat Ahmad, Muslim dan Ibnu Majah)

Dalam sebuah hadis yang lain Nabi SAW bersabda bermaksud : ” Barangsiapa yang menunaikan sembahyang sunat Dhuha sebanyak dua rakaat tidak ditulis dia daripada orang-orang yang lalai daripada mengingati Allah dan barangsiapa yang menunaikan nya sebanyak empat rakaat ditulis akan dia daripada orang-orang yang suka beribadat dan barangsiapa yang menunaikannya sebanyak enam rakaat dicukupkan baginya pada hari tersebut, barangsiapa menunaikanyan sebanyak lapan rakaat Allah menulis baginya daripada orang-orang yang selalu berbuat taat, barang siapa yang menunaikannya sebanyak dua belas rakaat Allah akan membina baginya mahligai didalam syurga dan tidak ada satu hari dan malam melainkan Allah mempunyai pemberian dan sedekah kepada hamba-hambaNya dan Allah tidak mengurniakan kepada seseorang daripada hamba-hambaNya yang lebih baik daripada petunjuk supaya sentiasa mengingatiNya,” (Riwayat At-Thabarani ).

Sumber islam2u.net

JIN IFRIT MENCURI CINCIN NABI SULAIMAN A.S.

Salah satu daripada mukjizat yang diberikan oleh Allah swt pada Nabi Sulaiman a.s. adalah tertulis pada cincinnya namanya dan nama Allah swt. Adapun setiap sesuatu yang tertulis padanya nama para Nabi dan nama Allah tidak boleh dibawa ke sebarang tempat seperti tempat-tempat yang hina seumpama tandas, tempat-tempat maksiat dan seumpamanya juga tidak boleh dipakai ketika tidur dan ketika berhadas besar.

Kerajaan Nabi Sulaiman a.s. masyhur serta luas kekuasaannya sehingga anginpun tunduk atas segala perintahnya. Maka ini memudahkan Nabi Sulaiman a.s. untuk pergi ke suatu tempat yang dihajati dengan tidak perlu berkenderaan. Cukup sekadar memerintahkan angin membawanya terbang di atas permaidani sekiranya baginda yang diiringi oleh pembesar-pembesar kerajaannya mahu menziarahi daerah kekuasaan baginda yang luas itu.

Pada suatu hari, Nabi Sulaiman a.s. bersama pembesar-pembesar kerajaannya pergi menziarahi salah sebuah daerah kekuasaan baginda dengan berkenderaan permaidani yang diterbangkan angin sehingga baginda melalui sebuah perkampungan nelayan yang terletak di tepi laut. Ketika itu kelihatan penduduknya sedang menjemur ikan. Di antaranya terdapat gadis-gadis yang turut serta menjemur ikan. Dari kalangan para gadis itu, ada seorang gadis yang amat hitam rupanya dan tidak menarik perhatian kaum lelaki.

Apabila Nabi Sulaiman a.s. dan para pembesarnya melalui tempat itu, maka penduduk kampung menjadi kehairanan kerana tiba-tiba sahaja cuaca menjadi redup. Lalu merekapun mendongak dan mendapati rombongan Nabi Sulaiman a.s. sedang melalui kawasan itu.

Sedang mereka dalam keadaan itu, berkatalah gadis yang hitam rupanya tadi: “Alangkah bahagianya aku sekiranya aku menjadi permaisuri Nabi Sulaiman a.s.”

Apabila teman-temannya yang lain mendengar ucapan gadis itu, mereka lalu mentertawakannya dan mengejeknya dengan kata-kata menghiris hati: “Wahai gadis tidak tahu diri, sesungguhnya hasratmu sekadar impian. Rupamu yang hitam langsung tidak menarik perhatian. Inikan pula mahu bersuamikan Nabi Sulaiman yang hebat kedudukannya. Sedangkan kami yang mempunyai wajah menarik tidak bercita-cita untuk menjadi permaisuri baginda. Apakah engkau tidak sedar bahawa orang-orang lelaki di kampung kita inipun belum tentu mahu beristerikan engkau yang hitam legam lagi tidak menarik hati? Cukuplah engkau berangan-angan!” Riuh rendahlah suara mereka mentertawakan si gadis hitam tadi.

Mendengarkan cemuhan dan hinaan mereka, merasa sayulah hati gadis yang malang itu. Dirinya ibarat pungguk merindukan bulan. Rupa yang buruk tidak dipinta. Akhlah yang baik lebih utama.

Setelah Nabi Sulaiman a.s. bersama pembesar-pembesarnya selesai dari menjelajah ke daerah kekuasaan baginda, merekapun balik ke rumah masing-masing.

Setibanya Nabi Sulaiman a.s. di istananya, baginda berhajat untuk ke tandas. Sebelum itu, baginda melucutkan cincin yang bertuliskan nama Allah dan namanya, lalu diserahkan pada isterinya.

Pada masa itulah datang jin Ifrit menyerupakan dirinya sepertimana Nabi Sulaiman a.s, lalu menemui isteri baginda dan berkata: “Wahai isteriku, ambilkan cincinku tadi.” Tanpa merasa ragu, isteri baginda menyerahkan cincin itu pada Ifrif kerana menyangka dirinya Nabi Sulaiman a.s.

Apabila Nabi Sulaiman a.s. selesai melepaskan hajatnya, baginda meminta dikembalikan cincinnya tetapi isterinya berkata: “Sesungguhnya telah aku kembalikan sebentar tadi.” Nabi Sulaiman a.s. diam kehairanan. Kemudian baginda berkata: “Baru inilah aku meminta kembali cincin itu.” Tetapi isteri baginda tetap mengatakan bahawa ia telah diserahkan.

Nabi Sulaiman a.s. merasa serba salah dan curiga. Kemungkinan cincin itu telah dicuri oleh seorang yang menyamar sebagai diri baginda kerana isterinya tidak mempunyai alasan untuk menyerahkan barang kepunyaannya kepada sesiapapun jua.

Adapun Ifrit setelah ia mencuri cincin tersebut, iapun masuk ke dalam istana kerajaan dan duduk di singgahsana sambil memerintah rakyat Nabi Sulaiman a.s. ke istana dan mendapati seorang yang menyerupai dirinya duduk di atas singgahsana. Maka fahamlah baginda kedudukan perkara.

Lalu baginda berkata: “Wahai rakyatku sekalian, sesungguhnya akulah Sulaiman, raja kamu yang sebenar.”

Jawab rakyatnya: “Tidak, raja itulah yang sedang memberi ucapan. Kamu bukan raja kami. Raja Sulaiman yang sebenar adalah dia yang duduk di kerusi singgahsana. Kamu pendusta!”

Apabila rakyatnya tidak percaya lagi pada baginda, maka baginda pun pergi meninggalkan istana, menuju dari sebuah perkampungan ke perkampungan yang lain dan menyatakan dirinya sebagai Raja Sulaiman tetapi kesemua mereka menafikannya.

Akhirnya baginda pergi ke sebuah kampung nelayan yang terletak di tepi laut, lalu baginda menyatakan hajatnya untuk turut bekerja sebagai nelayan kepada seorang nelayan di tempat itu. Nelayan itu menerima hajat baginda tanpa menyedari bahawa ia sedang berhadapan dengan Raja Sulaiman.

Nabi Sulaiman a.s. menjalani kehidupannya sebagai seorang nelayan dengan baik dan baginda bekerja bersungguh-sungguh tanpat mengenal jemu dan penat sehingga menghasilkan pendaptan yang lumayan dengan nelayan itu.

Pada suatu hari, ketika baginda duduk berehat menunggu waktu makan tengahari, baginda tertidur oleh sebab keletihan.

Tidak lama kemudian, datanglah anak gadis nelayan tersebut membawa makanan tengahari. Berkata si nelayan kepada anaknya: “Wahai anakku, panggillah Sulaiman untuk makan tengahari bersama kita.”

Gadis tersebutpun pergilah mendapatkan baginda yang sedang tidur sambil dikipas oleh seekor ular dengan sehelai daun. Alangkah terkejutnya gadis itu melihat keadaan yang luar biasa ini, lalu segera dikhabarkan kepada ayahnya. Apabila si nelayan menyaksikan sendiri perkara itu, ia pasti baginda bukan sebarangan orang tanpa mengesyaki baginda adalah raja Sulaiman. Mereka meninggalkan baginda sendirian sehingga akhirnya baginda terjaga dari tidurnya dan merekapun menghadapi hidangan tengahari bersama-sama.
Setelah beberapa lama Nabi Sulaiman tinggal nelayan, maka nelayan itu bermaksud untuk mengahwinkan anaknya dengan baginda. Nabi Sulaiman as tidak pula menolak kehendak nelayan itu. Maka hiduplah Nabi Sulaiman a.s. bersama gadis hitam yang pernah bercita-cita untuk menjadi isterinya suatu masa dahulu sebagai suami isteri yang sah tanpa gadis itu menyedari bahawa Tuhan telah menjadikan impiannya suatu kenyataan.

Manakalah di istana yang telah ditinggalkan baginda, Ifrit menyamar sebagai Nabi Sulaiman as memberikan pengajaran yang menyesatkan manusia. Berpunca dari amarannya yang jahat itu, Ifrit tidak sanggup menyimpan cincin baginda yang dicurinya itu, kerana khianatnya cincin itu lalu dicampakkannya ke dalam laut yang kemudiannyaditelan oleh seekor ikan. Ifrit meninggalkan takhta kerajaan. Ketika itulah orang ramai baru menyedari kepalsuan orang yang selama ini mengaku dirinya Raja Sulaiman rupanya jin yang menyamar sebagai baginda.

Segala sesuatu hanya Allah swt yang menentukan.
Sebagaimana biasa, nelayan dan Nabi Sulaiman as keluar menangkap ikan sebagai memenuhi keperluan hidupnya. Kebetulan pada hari itu, masuklah ikan yang menelan cincin Nabi Sulaiman as ke dalam pukat mereka. Menjelang senja, kembalilah mereka ke rumah. Sebahagian daripada ikan yang ditangkap hari itu mereka jemur manakala sebahagian lagi dijadikan hidangan makan malam.

Tatkala isteri baginda menyiang ikan yang akan dimasak malam itu, tiba-tiba ditemui dalam perut ikan itu sebentuk cincin yang bertuliskan nama Nabi Sulaiman as dan nama Allah.

Segeralah isteri baginda mengkhabarkannya. Demi melihat baginda akan cincin itu, baginda terus mengucap syukur sebanyak banyaknya kepada Tuhan kerana haknya telah dikembalikan tanpa ia duga sementara rasa kasih terhadap isterinya semakin bertambah.

Setelah cincin itu disarungkan, barulah rakyat baginda meyakini bahawa baginda adalah sebenarnya Raja Sulaiman.

Nabi Sulaiman as bermaksud untuk kembali ke istana dan melihat keaaan rakyat baginda yang telah lama ditinggalkan. Baginda juga berhasrat untuk membawa isteri baginda bersama-sama tetapi merasa keberatan kerana ditakuti isterinya akan menjadi bahan ejekan berpunca dari kehitaman rupanya itu. Baginda lalu berdoa kepada Allah Taala supaya mengubah rupa isterinya yang hodoh itu menjadi cantik. Doa baginda dimakbulkan sehingga merasa cemburulah teman-teman yang pernah menghina dan mengejek isterinya dahulu.

Baginda beserta isterinya kembali ke istana dengan disambut meriah oleh rakyat jelata yang telah menyedari kesilapan meraka.

Kemudian pada suatu hari, dikumpulkanlah sekalian rakyatnya, baik dari golongan manusia, jin dan juga binatang kerana Nabi Sulaiman ingin mengetahui siapakah yang telah mencuri cincin baginda dan menyesatkan rakyat dengan perbuatan durjana. Sesiapa yang telah melakukan kesalahan pasti takut untuk bertemu dengan baginda.

Setelah sekalian rakyat berkumpul, ternyata yang tidak hadir aalah jin Ifrit. Dengan ini, diisytiharkan bahawa Ifritlah yang telah mencuri cincin baginda. Mendengar kenyataan ini, merasa marahlah golongan jin terhadap Ifrit kerana telah memalukan bangsa mereka di khalayak ramai. Lalu Nabi Sulaiman as memerintahkan beberapa orang bangsa jin untuk menangkap Ifrit. Bangsa jin yang diperintah itu segera pergi mencari tempat persembunyian Ifrit.

Akhirnya ditemui Ifrit bersembunyi di batu karang di dasar lautan. Ifrit lalu dihadapkan kepada Nabi Sulaiman as dan baginda menghukum sesuai dengan kesalahannya

Sumber islam2u.net

Tanda-tanda Kiamat

Tanda-tanda Kiamat menurut agama Islam merupakan suatu petunjuk atau isyarat yang sudah hampirnya Hari Kiamat. Bermula dengan tanda-tanda kecil dan kemudian disusuli dengan tanda-tanda besar.

Tanda-tanda kecil

Didapati kini bahawa seluruh tanda-tanda kecil telah muncul dan terbukti seperti yang dinyatakan dalam hadis. Kebanyakan hadis-hadis ini dapat ditemukan di dalam Sahih Muslim, Sahih Bukhari dan Riwayat Tarmizi.

Penaklukan Baitulmuqaddis

“ Dari Auf b. Malik r.a., katanya, "Rasulullah s. a. w. telah bersabda:"Aku menghitung enam perkara menjelang hari kiamat." Baginda menyebutkan salah satu di antaranya, iaitu penaklukan Baitulmuqaddis." - Sahih Bukhari”

Zina bermaharajalela

“ "Dan tinggallah manusia-manusia yang buruk, yang seenaknya melakukan persetubuhan seperti himar (keldai). Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang." - Sahih Muslim ”

Pemimpin yang terdiri dari orang yang jahil dan fasik

“ “Apabila sesuatu amanah itu di salahgunakan (disia-siakan), maka tunggulah saat kehancuran (kiamat).” Para sahabat bertanya: “Bagaimana amanah itu disalah gunakan wahai Rasulullah?” Baginda menjawab: “Iaitu apabila tugas atau tanggungjawab sebagai pemimpin itu diberikan (diserahkan) kepada bukan ahlinya (jahil) atau bukan orang yang layak (fasik), maka tunggulah saat kehancuran. ”

Bermaharajalela alat muzik

“ Pada akhir zaman akan terjadi tanah runtuh, rusuhan dan perubahan muka."Ada yang bertanya kepada Rasulullah; "Wahai Rasulullah bila hal ini terjadi?" Baginda menjawab; "Apabila telah bermaharajalela bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi-penyanyi wanita" - Ibnu Majah ”

Menghias masjid dan membanggakannya

“ Di antara tanda-tanda telah dekatnya kiamat ialah manusia bermegah-megahan dalam mendirikan masjid" - Riwayat Nasai. ”

Munculnya kekejian, memutuskan kerabat dan hubungan dengan tetangga tidak baik

“ Tidak akan datang kiamat sehingga banyak perbuatan dan perkataan keji, memutuskan hubungan silaturahim dan sikap yang buruk dalam tetangga." - Riwayat Ahmad dan Hakim ”


Banyak berlaku peperangan demi peperangan

“ Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., "Hari qiamat tidak akan terjadi sehingga melimpah ruah harta benda dan timbul fitnah (ujian kepada keimanan) dan banyak berlaku 'al-Harj'". Sahabat bertanya, "Apakah al-Hajr itu hai Rasulallah"? Nabi saw. menjawab, "Peperangan demi peperangan demi peperangan". - H.R. Ibn Majah


Orang fasik dimuliakan sedangkan orang mulia dan terhormat direndahkan

“ Sungguh hebat dia, sunggu jarang orang seperti dia dan sungguh pintar dia sedangkan di dalamnya tidak ada iman sedikitpun" - Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad, Tarmizi, Ibnu Majah ”

Banyak orang berharap untuk mati kerana banyaknya kekacauan ataupun kesengsaraan
“ "Tidak akan berlaku kiamat sehingga apabila seorang lelaki melalui sebuah kubur maka ia akan berkata: 'Aduhai seandainya aku juga berada ditempatnya.'" - Riwayat Bukhari dan Muslim ”

Banyaknya berlaku gempa bumi

Banyaknya berlaku huru-hara yang menyebarkan kejahatan

Banyaknya berlaku pergaduhan dan pembunuhan

 "Kiamat tidak akan berlaku kecuali apabila ilmu telah diangkat, banyaknya berlaku gempa bumi, timbulnya huru-hara dan banyak pergaduhan iaitu pembunuhan - Sahih Bukhari

Tanda-tanda besar

1. Hijaunya bumi Arafah.

2. Lahirnya ramai anak-anak hasil perbuatan zina yakni dari perkahwinan tidak sah atau perceraian yang tidak diluluskan oleh mahkamah.

3. Keluar sejenis binatang dari perut bumi yang digelar Dabbatul Ardhi.

4. Keluar asap tebal dibumi Hijaz.

5. Munculnya nabi-nabi palsu, semuanya berjumlah 30 orang.

6. Berlaku perang besar di kawasan Kaukasus.

7. Runtuhnya Kaabah akibat diserang oleh orang Habsyah.

8. 3 kali gempa bumi.

9. Bermulalah kekuasaan Dajjal.

10. Munculnya Imam Mahdi.

11. Turunnya Nabi Isa a.s.dan membunuh Dajjal.

12. Keluarnya suku Yakjuj dan Makjuj.

13. Diangkat Al-Quran dan ilmu-ilmu agama (Addin) dari manusia.

14. Matahari terbit dari ufuk barat.

15. Terdengar tiupan sangkakala pertama, kedua


JANGAN MENYEPELEKAN AIR KENCING

Islam datang dengan membawa peraturan yang semuanya demi kemaslahatan umat manusia. Di antaranya soal menghilangkan najis, Islam mensyari’atkan agar umatnya melakukan istinja’ (cebok dengan air). Sebagian orang menganggap enteng masalah menghilangkan najis.

Akibatnya badan dan bajunya masih kotor. Dengan begitu, shalatnya menjadi tidak sah. Rasulullah mengabarkan bahwa perbuatan tersebut salah satu sebab dari azab kubur.

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Huraihah ra secara mauquf, Rasulullah bersabda:

“Kebanyakan siksa kubur itu disebabkan Air kencing.” (Shahih, HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Ibnu Abbas ra mengisahkan bahwa suatu hari Rasulullah saw melintasi dua makam, lalu beliau berkata:

“Sesungguhnya mereka berdua sedang disiksa, mereka keduanya sedang diazab, dan tidaklah keduanya diazab disebabkan suatu perkara yang besar (menurut kalian). Salah satu dari mereka disiksa karena TIDAK SAMPAI BERSIH SAAT BERSUCI setelah BUANG AIR KECIL, sedangkan yang lain suka mengadu domba antara manusia.”

Beliau lalu mengambil sebuah pelepah kurma yang masih basah, kemudian beliau belah menjadi dua bagian dan beliau tancapkan satu bagian pada masing-masing kuburan. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan hal ini?”

Beliau menjawab: “Mudah-mudahan diringankan azab tersebut dari keduanya selama pelepah kurma itu belum kering.” (Muttafaqun ‘alaih dari Ibnu Abbas)

Ternyata perkara kecil saja bisa menyebabkan kita mendapat siksa kubur … Banyak orang memandang remeh bersuci setelah buang air kecil (kurang bersih bahkan tidak bersuci sama sekali), padahal hal yang remeh itu bisa menjadi malapetaka ketika kita masuk pada Alam Barzakh.

Mulailah dari diri sendiri dan Mulailah dari Hal Yang kecil (Sepele)..

Semoga bermanfaat..

AIR TANGAN ORANG YANG TAK SOLAT

Semua orang tahu bahawa kalau meninggalkan solat adalah dosa besar dan malahan lebih hina daripada khinzir. Betapa hinanya kita kalau meninggalkan solat seperti yang dikisahkan pada zaman Nabi Musa as. 

Begini kisahnya, pada zaman Nabi Musa, ada seorang lelaki yang sudah berumahtangga, dia tiada zuriat, lalu terdetik dalam hati dia (nazar), "Kalau aku dapat anak, aku akan minum air kencing anjing hitam." Nak dijadikan cerita, Allah pun kurniakan isteri si lelaki tadi pun hamil dan melahirkan anak. Apabila dah dapat anak, lelaki ni pun runsinglah. Dia dah nazar nak kena minum air kencing anjing hitam. Syariat pada zaman Nabi Musa berbeza dengan syariat yang turun untuk umat Nabi Muhammad. Kalau umat Nabi Muhammad, nazar benda yang haram, maka tak payah buat tapi kena denda (dam) atau sedekah. Tapi kalau zaman Nabi Musa, barang siapa bernazar, walaupun haram tetap kena laksanakan nazar tu. Lalu, si lelaki yang baru mendapat anak, dengan susah hatinya pergilah bertemu dengan Nabi Allah Musa dan menceritakan segala yang terjadi ke atas dirinya.

Lalu, Nabi Musa menjawab bahawa lelaki tu tak perlu minum air kencing anjing hitam tetapi akan minum air yang lebih hina dari air kencing anjing hitam. Nabi Musa perintahkan lelaki tersebut untuk pergi menadah air yang jatuh dari bumbung rumah orang yang meninggalkan solat dan minum air tu. Lelaki itu pun senang hati, menjalankan apa yang diperintahkan oleh Nabi Musa tadi. Lihatlah, betapa hinanya orang yang meninggalkan solat, sampai dikatakan air yang jatuh dari bumbung rumahnya, lebih hina dari air kencing anjing hitam. Itu baru air bumbung rumah, belum air tangan lagi. Menyentuh bab air tangan, selalu kita suka makan masakan ibu/isteri kita.

Jadi, kepada muslimat sekalian, peliharalah solat kerana kalau meninggalkan solat (kalau tak uzur), air tangan akan menitik ke dalam basuhan makanan; nasi, dsb. Anak-anak, suami pula yang akan makan makanan yang dimasak. Takkan nak biarkan suami dan anak-anak gelap hati minum air tangan orang tinggalkan solat. Tak gamak kan?

Tapi lain pula halnya dengan kita ni. Pagi petang, mamak! Teh tarik satu, roti canai satu. Ada pulak segelintir tukang masak yang tak solat. Kita pun makan bekas air tangan dia..Gelaplah hati kita, sebab tu liat nak buat kerja-kerja yang baik. Hati2 apa yang kita makan. Betapa beratnya amalan solat ni hatta Allah syariatkan solat kepada Nabi Muhammad melalui Isra' Mikraj sedangkan kewajipan-kewajipan lain memadai diutus melalui Jibril as. Ketika saat Rasulullah nazak, sempat baginda berpesan kepada Saidina Ali (dan untuk umat Islam), "As-solah as Solah wa amalakat aimanukum". Maknanya, "Solat, solat jangan sekali kamu abaikan dan peliharalah orang-orang yang lemah di bawah tanggunganmu" .

sumber dari facebook.

Ciri-ciri Lelaki Dayus yang Tidak Dapat Menghidu Bau Syurga

Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Tiga golongan yang ALLAH tidak akan lihat (bermakna tiada bantuan daripada dikenakan azab) mereka pada hari kiamat: Si penderhaka kepada ibu bapa, si perempuan yang menyerupai lelaki dan si lelaki dayus.” (Riwayat Ahmad dan Al-Nasaie)

Dayus disebutkan dalam beberapa riwayat athar dan hadis yang lain iaitu daripada Ammar bin Yasir berkata, dia mendengar daripada Rasulullah SAW berkata: “Tiga golongan yang tidak akan memasuki syurga sampai bila-bila iaitu si dayus, si wanita yang menyerupai lelaki dan orang yang ketagih arak.” Lalu sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, kami telah faham erti orang yang ketagih arak, tetapi apakah itu dayus?” Berkata Nabi: “Iaitu orang yang tidak mempedulikan siapa yang masuk bertemu dengan ahlinya (isteri dan anak-anaknya).” (Riwayat Al-Tabrani)

Daripada hadis di atas, maksud lelaki dayus adalah si suami atau bapa yang langsung tiada perasaan risau dengan siapa isteri dan anaknya bersama dan bertemu. Malah, ada yang membiarkan sahaja isteri dan anak perempuannya dipegang lelaki lain.

Soalan yang sama daripada sahabat mengenai siapakah dayus? Lalu jawab Nabi SAW, maksudnya: “Apakah dayus itu wahai Rasulullah?” Jawab Nabi: “Iaitu seseorang (lelaki) yang membiarkan kejahatan (zina, membuka aurat, bergaul bebas) dilakukan oleh ahlinya (isteri dan keluarganya).” (Riwayat Al-Tabrani dan Al-Baihaqi).

Tafsiran golongan ulama berkenaan istilah dayus adalah “Seseorang yang tidak ada perasaan cemburu (kerana iman) terhadap ahlinya (isteri dan anak-anaknya).”
“Cemburu lawannya dayus.” Berkata pula Al-Nuhas, “Cemburu (iaitu lawan kepada dayus) adalah seorang lelaki itu melindungi isterinya dan kaum kerabatnya daripada ditemui dan dilihat (auratnya) oleh lelaki bukan mahram.”

“Seolah-olah takrif dayus itu membawa erti kehinaan (kepada si lelaki) apabila dia melihat kemungkaran (dilakukan) oleh isteri dan ahli keluarganya dia tidak mengubahnya.”

“Sesungguhnya asal dalam agama adalah perlunya rasa ambil berat atau kecemburuan (terhadap ahli keluarga), dan barang siapa yang tiada perasaan ini maka itulah tanda tiada agama dalam dirinya, kerana perasaan cemburu ini menjaga hati dan menjaga anggota sehingga jauh daripada kejahatan dan perkara keji. Tanpanya hati akan mati maka matilah juga sensitiviti anggota (terhadap perkara haram), sehingga menyebabkan tiadanya kekuatan untuk menolak kejahatan dan menghindarkannya sama sekali.” (Faidhul Qadir, Al-Munawi, 3/430)

Dayus adalah dosa besar

Ulama Islam juga bersetuju untuk mengkategorikan dayus ini dalam bab dosa besar, sehingga disebutkan dalam satu athar, maksudnya: “ALLAH telah melaknat lelaki dayus (laknat bermakna ia adalah dosa besar dan kerana itu wajiblah dipisahkan suami itu daripada isterinya dan diharamkan bergaul dengannya).”

Walaupun ia bukanlah satu fatwa yang dipakai secara meluas, tetapi ia cukup untuk menunjukkan betapa tegasnya sebahagian ulama dalam hal kedayusan lelaki. Petikan ini pula menunjukkan lebih dahsyatnya takrif golongan ulama mengenai erti dayus dan istilah yang hampir dengannya, maksudnya: “Al-Qawwad (istilah yang disamakan dengan dayus) di sisi umum ulama adalah ’orang tengah’ kepada zina.”

“Dayus, iaitu lelaki yang mengetahui perkara keji dilakukan oleh ahlinya dan dia sekadar senyap dan tiada rasa cemburu (atau ingin bertindak), dan termasuk juga ertinya adalah sesiapa yang meletakkan tangannya kepada seorang wanita yang tidak halal baginya dengan syahwat.”

Cemburu dituntut Islam

Ada isteri yang menyalahkan suami kerana terlalu cemburu. Sebenarnya, kita perlu fahami bahawa ia adalah tuntutan Islam dan menunjukkan suami yang bertanggungjawab.

Bergembiralah si suami yang memperoleh isteri solehah. Ini kerana, tanpa sebarang campur tangan dan nasihat daripada sang suami, isteri sudah pandai menjaga aurat, maruah dan dirinya.

Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Daripada tanda kebahagiaan anak Adam adalah memperoleh wanita solehah (isteri dan anak).” (Riwayat Ahmad, no 1445, 1/168)

Jika seorang bapa mengetahui perbuatan ‘ringan-ringan’ anak perempuan atau lelaki mereka dan membiarkannya, maka dia adalah dayus. Ingin saya tegaskan, seorang wanita dan lelaki yang telah ‘ringan-ringan’ atau terlanjur sebelum kahwin dan tanpa taubat yang sebenar-benarnya, sudah pastilah rumah tangga mereka akan goyah.

Kemungkinan besar apabila telah berumah tangga, si suami atau isteri ini akan terjebak juga dengan perbuatan ‘ringan-ringan’ dengan orang lain. Hanya dengan bertaubat nasuha dapat menghalang aktiviti mungkar itu daripada melepasi alam rumah tangga mereka.

Jika hal ini dibiarkan, ia akan merebak pula kepada anak mereka, seterusnya kepada zuriat mereka. Awas! Dalam hal ini, semua suami dan bapa perlu bertindak bagi mengelakkan diri mereka daripada dianggap sebagai dayus. Jagalah zuriat anda. Suami juga patut sekali sekala menyemak telefon bimbit dan beg isteri untuk memastikan tiada yang diragui.

Mungkin ada isteri yang curang ini dapat menyembunyikan dosanya, tetapi sepandai-pandai tupai melompat akhirnya akan tertangkap jua. Cemburu seorang suami dan ayah adalah wajib bagi mereka, demi menjaga maruah dan kehormatan isteri serta anaknya.

Diriwayatkan bagaimana satu peristiwa pada zaman Nabi Muhammad SAW, maksudnya: “Berkata Ubadah bin Somit RA: Jika aku nampak ada lelaki yang sibuk bersama isteri ku, nescaya akan ku pukulnya dengan pedang ku, maka disampaikan kepada Nabi akan kata-kata Sa’ad tadi, lalu Nabi memberi jawapan: “Adakah kamu kagum dengan sifat cemburu (untuk agama) yang dipunyai oleh Sa’ad?

Demi ALLAH, aku lebih kuat cemburu (ambil endah dan benci demi agama) berbandingnya, malah ALLAH lebih cemburu daripada ku, kerana kecemburuan ALLAH itulah maka diharamkan setiap perkara keji yang ternyata dan tersembunyi.” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Lihat betapa ALLAH SWT dan rasul-NYA menginginkan golongan suami dan ayah mempunyai sifat pelindung kepada ahli keluarga daripada melakukan sebarang perkara keji dan mungkar.
Lelaki menjadi dayus apabila:

1. Membiarkan kecantikan aurat dan bentuk tubuh isterinya dinikmati oleh lelaki lain selama mereka bekerja atau di luar rumah.

2. Membiarkan isterinya pulang lewat, serta tidak diketahui bersama siapa, serta apa yang dibuatnya ketika dia bekerja.

3. Membiarkan aurat isteri dan anak perempuan dewasanya terdedah (terselak kain) ketika menaiki apa jua kenderaan.

4. Membiarkan anak perempuan berdua-duaan dengan lelaki yang bukan mahramnya.

5. Membiarkan anak perempuan berdua-duaan dengan pasangan yang bukan mahramnya di rumah. Kononnya, ibu bapa mereka sporting dan memahami.

6. Menyuruh, mengarahkan dan berbangga dengan anak perempuan dan isteri memakai pakaian yang menjolok mata di luar rumah.

7. Membiarkan anak perempuan menyertai akademi hiburan yang boleh mempamerkan kecantikan mereka kepada jutaan manusia bukan mahram.

8. Membiarkan isteri atau anaknya menjadi pelakon dan membiarkan mereka berpelukan dengan lelaki lain. Kononnya atas dasar seni dan lakonan semata-mata. Adakah semasa berlakon, nafsu seorang lelaki itu akan hilang? Tidak sekali-sekali!

9. Membiarkan isteri bekerja dan keluar rumah tanpa menutup aurat dengan sempurna.

RAsulullah SAW bersabda “Sesiapa yang mati dibunuh kerana mempertahan kan ahli keluarganya, maka ia adalah mati syahid.” (Riwayat Ahmad)

*Sumber dari peribadirasulullah.wordpress.com

4 syarat wanita ke syurga

Pertama : Melakukan solat lima waktu.
Solat merupakan pemisahan antara keimanan dan kekufuran yang haq dan yang bathil. Allah s.w.t berfirman yang bermaksud:”Maka dirikankanlah solat itu (sebagaimana biasa)sesungguhnya solat itu adalah kewajipan yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman ” (Surah An-Nissa’ ayat 103)

Diriwayatkan dari Jabir r.a. katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda maksudnya : “Perumpamaan solah lima waktu ialah seperti seseorang yang mandi di sebatang sungai yang dalam yang mengalir di hadapan rumahnya sebanyak lima kali sehari.”(Hadis Riwayat Muslim)

Kedua : Puasa di bulan Ramadhan.

Dari Abu Hurairah r.a. bersabda Rasulullah s.a.w. maksudnya :: “Setiap amanalan anak Adam (manusia) itu digandakan satu kebaikan dengan sepuluh yang seumpamanya hingga kepada 700 kali ganda. Firman Allah s.w.t. (maksudnya) :” Kecuali puasa yang dikerjakan untuk Ku, maka Aku-lah yang membalasnya. Dia menahan syahwatnya dan meninggalkan makan kerana Aku” Bagi orang yang puasa itu ada dua kegembiraan, iaitu gembira ketika berbuka (atau berhari raya) dan gembira ketika menemui Tuhannya kelak. Dan, demi bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum daripada bau kasturi.” (Hadis Riwayat Muslim )

Ketiga : Menjaga maruahnya.

Wanita solehah yang menjaga maruahnya adalah wanita yang sentiasa menghiasi diri dengan akhlak Islam dan sifat-sifat terpuji yang boleh melindungi dirinya dari kemurkaan Allah s.w.t. Bila ia keluar rumah sentiasa menutup aurat dan menjaga perhiasan diri tidak bersolek berlebih-lebihan dan berwangi–wangian hingga menimbulkan fitnah, menjaga pergaulannya, menjaga lidah dan tidak mengumpat dan mengadu domba. Dia adalah wanita yang berilmu, cerdik dan pintar. Setiap hari mendalami Ilmu Islam, mengkaji tafsir Al- Quran, hadis Nabi, memahami ilmu realiti semasa dan tahu cara-cara mengubati penyakit masyarakat. Di malam hari menjadi seorang abid, membaca Al-Quran, berzikir kepada Allah, sembahyang tahajjud dan berdo’a kepada Allah hingga menitiskan air mata.

Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud :”Sesungguhnya dunia dan seluruh isinya adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita yang solehah.”(Hadis Riwayat Muslim)

Keempat : Mentaati perintah suami.

Rasulullah s.a.w. bersabda yang maksudnya:“Sebaik-baik isteri ialah yang dapat menyenangkan hati suaminya apabila engkau (suami) melihatnya dan apabila disuruh dia menurut perintahmu, dan dia dapat menjaga kehormatan dirinya dan hartamu ketika engkau tiada di rumah.”(Riwayat Thabrani)

Seorang lelaki perlu pergi berjihad fisabilillah tetapi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada Allah akan turut menerima pahala seperti pahala orang pergi berperang fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Sahabat yang dimuliakan,
Wanita yang layak untuk memiliki peluang dan jalan yang mudah ini adalah khusus untuk wanita yang berkahwin kerana dengan perkahwinan ini barulah teruji kesetiaannya menjadi isteri dan ibu yang solehah. Barulah segala kelebihan dan pahala yang berlipat ganda akan diperolehi semasa berkhidmat sebagai isteri dan ibu yang penuh bertanggungjawab.

Kekurangan untuk wanita yang tidak berkahwin khususnya bagi kaum wanita, adalah lebih banyak berbanding dengan lelaki. Kerana umumnya bagi kaum wanita, pintu Syurga lebih banyak bermula dan berada di sekitar rumahtangga, suami dan anak-anak. Bagi kaum wanita, untuk mendapat maqam solehah dan menjadi ahli Syurga di akhirat adalah amat mudah. Ini adalah berdasarkan hadis Nabi s.a.w di atas.

Sekiranya seorang wanita itu tidak berkahwin, ia tidak akan dapat mencapai kesempurnaan pada maqam yang keempat. Walau sehebat mana sekalipun ia bersembahyang, berpuasa dan menjaga maruah, wanita yang tidak berkahwin tidak akan mendapat kelebihan pada mentaati suami. Sedangkan kelebihan mentaati suami mengatasi segala-galanya bagi seorang wanita, sehinggakan redha Allah pun bergantung kepada redha suami.

Selain daripada itu di antara kelebihan wanita yang berkahwin akan memiliki pahala yang besar seperti berikut :

1. Bahawa ia akan diberi pahala seperti pahala jihad fisabilillah di kala mengandung.

2. Apabila ia menyusukan anak maka setiap titik air susu akan diberi satu kebajikan.

3. Berjaga malam kerana mengurus anak akan diberi pahala seperti membebaskan 70 orang hamba.

4. Wanita yang berpeluh kerana terkena bahang api ketika memasak untuk keluarganya akan dibebaskan daripada Neraka.

5. Bagi wanita yang mencuci pakaian suminya akan diberi 1000 pahala dan diampuni 2000 dosa.

6. Lebih istimewa lagi ialah bagi wanita yang tinggal di rumah kerana mengurus anak-anak akan dapat tinggal bersama-sama Rasulullah s.a.w di Syurga kelak.

7. Bahkan wanita yang rela dijimak oleh suami juga akan mendapat pahala .

8. Lebih hebat lagi bagi wanita yang mati kerana bersalin akan mendapat pahala seperti pahala syahid.

Semua kelebihan-kelebihan ini tidak akan dapat diperolehi bagi wanita yang menolak perkahwinan. Malah di dunia akan selalu berada di dalam fitnah dan di akhirat menjadi golongan yang rugi. Sekiranya seorang wanita belum bertemu jodoh ia tidaklah termasuk dikalangan yang rugi kerana soal jodoh adalah urusan Allah s.w.t.

Oleh itu wanita dianjurkan berkahwin apabila telah menemui pasangan yang sekufu. Yang dimaksudkan sekufu yang utama ialah dari segi iman, taqwa, berilmu walaupun lelaki tersebut telah berkahwin dan bukan seorang hartawan.

Sabda Rasulullah s.a.w. maksudnya : “Apabila datang kepada kamu lelaki yang beragama dan berakhlak maka kahwinlah dia, kalau tidak akan timbul fitnah dan kebinasaan. Para sahabat bertanya, “Bagaimana kalau ia telah berkahwin?” Jawab baginda, “Kahwinilah juga ia (diulang sebanyak tiga kali).” Maksudnya disini bukanlah menjadi satu masaalah bagi lelaki yang telah berkahwin untuk melamar dan mengawini seorang wanita. (berpoligami)

Begitulah besarnya pahala bagi wanita yang berkahwin. Tidak perlu bersusah-payah untuk keluar rumah seperti kaum lelaki atau berslogan seperti kebanyakan wanita hari ini. Hanya dengan duduk di rumah sebagai seorang isteri dan ibu sudah memperolehi banyak pahala.

Kalau suami redha dengan perlakuan seorang isteri itu maka akan terus masuk Syurga tanpa melalui kesukaran. Nikmat ini tidak akan dapat diperolehi oleh wanita yang menolak perkahwinan kerana dia telah menolak untuk menjadi calon wanita solehah yang berada di bawah naungan suami.

Sahabat yang dikasihi,
Kenapakah Nabi s.a.w ada mengatakan ramai ahli Neraka adalah wanita? Apakah salah silapnya yang menjadikan penghuni Neraka majoritinya adalah wanita.

Sebab-sebabnya adalah seperti berikut :

1. Wanita sering tidak bersyukur dengan nikmat rezeki yang dibawa balik oleh suaminya. Suka kepada kemewahan dan perhiasan yang hebat-hebat dan cantik.

2. Wanita sering menderhakai pada suaminya. Suka berbantah-bantah dan sentiasa menegakkan pendapatnya tanpa menghiraukan perasaan suami. Wanita yang meminta cerai kerana suaminya bercadang berpoligami adalah satu dosa kerana hak berpoligami adalah hak yang diberikan oleh Islam kepada kaum lelaki.

3. Wanita sering tidak menjaga kehormatan diri seperti suka membuka aurat (tidak bertudung kepala) dan suka berhias-hias untuk memperlihatkan kecantikannya kepada yang bukan mahram atau suami dan tidak dapat menjaga batas pergaulan yang ditetapkan syariat.

4. Wanita sukar untuk menjaga lidahnya daripada mengumpat dan mengadu domba. Dan sering menggunakan lidahnya untuk menyakiti hati suami dan orang lain. Terdapat juga sebahagian wanita yang fasik tidak dapat mengawal nafsunya hingga sanggup melakukan zina.

Sahabat,
Oleh itu wahai sahabat-sahabatku wanita yang beriman! Jauhlah diri kalian daripada amalan dan perbuatan yang mendatangkan dosa besar dan akan mengheret kalian ke Neraka Jahannam. Rebutlah peluang keemasan ini iaitu melakukan ketaatan kepada empat perkara yang dinyatakan di atas. Ini adalah tawaran Allah s.w.t yang paling mudah untuk kalian memasuki Syurga Allah s.w.t melalui mana-mana pintu Syurga yang kalian pilih.

sumber dari peribadirasulullah.wordpress.com

40 Keistimewaan wanita menurut Islam

1. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang lelaki yang soleh.

2. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, darjatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah SWT dan orang yang takutkan Allah S.W.T. akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

3. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah.

4. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barang siapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail AS

5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW) di dalam syurga.

6. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.

7. Daripada Aisyah r.a. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.

8. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.

9. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

11. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya serta menjaga sembahyang dan puasanya.

12. Aisyah r.a. berkata "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, "Suaminya." "Siapa pula berhak terhadap lelaki?" Tanya Aisyah kembali, Jawab Rasulullah SAW "Ibunya."

13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dia kehendaki.

14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10000 tahun).

15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T. mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1000 kejahatan.

16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT

17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

18. Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

19. Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT

20. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.

21. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk dari pada 1000 lelaki yang jahat.

22. Rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.

23. Wanita yang memberi minum air susu ibu (asi) kepada anaknya daripada badannya (susu badannya sendiri) akan dapat satu pahala dari pada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.

24. Wanita yang melayan dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.

25. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.

26. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.

27. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.

28. Wanita yang memerah susu binatang dengan "bismillah" akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.

29. Wanita yang menguli tepung gandum dengan "bismillah", Allah akan berkatkan rezekinya.

30. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah.

31. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.

32. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.

33. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.

34. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.

35. Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.

36. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempoh (2 ½ thn), maka malaikat-malaikat di langit akan khabarkan berita bahawa syurga wajib baginya. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.

37. Jika wanita memicit / mijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala 7 tola perak.

38. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga.

39. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.

40. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya iaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.

- sumber dari umar-alfarouk.blogspot.com

Gugur Iman Kerana Makanan

REALITI yang berlaku, pemilihan makanan dilihat merupakan salah satu perkara yang sering dipandang remeh oleh segelintir umat Islam.

Malah, ramai yang beranggapan pengambilan makanan dalam kehidupan adalah hanya bertujuan bagi perkembangan fizikal semata-mata.

Hakikatnya, pemakanan bukan sahaja mempengaruhi rutin harian manusia daripada segi jasmani dan rohani, tetapi turut mempengaruhi pembentukan iman setiap umat Islam.

Ini kerana, pengambilan makanan yang tidak terkawal dan daripada unsur haram dikhuatiri boleh menyebabkan gugurnya iman seseorang Muslim jika tidak dibatasi.

Kesannya, pelbagai gejala sosial dan perbuatan maksiat terus berleluasa dalam kalangan masyarakat dan umat Islam semakin lalai daripada melakukan perintah Allah SWT.

Perkara itu ditegaskan oleh Pensyarah Jabatan Syariah Fakulti Pengajian Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia, Dr. Muhammad Adib Samsudin ketika ditemui Mega, baru-baru ini.

Beliau berkata, tenaga yang dihasilkan daripada pemakanan yang diambil memberi pengaruh terhadap psikologi manusia, sekali gus menentukan keperibadian individu tersebut.

"Pemilihan dalam pemakanan merupakan salah satu faktor yang boleh mempengaruhi iman seseorang Islam. Jika makanan yang diambil adalah daripada unsur yang baik dan terkawal maka ia akan mendorongnya untuk melakukan kebaikan dan segala perintah Allah SWT.

"Sebaliknya, makanan yang diambil secara berlebih-lebihan, tidak terkawal dan juga daripada sumber atau unsur yang haram, ia akan merosakkan hati dan mendorong untuk melakukan maksiat dan larangan Allah SWT.

"Kesannya, selain menjejaskan kesihatan tubuh badan, lebih membimbangkan iman juga akan gugur daripada dalam diri individu tersebut jika dibiar berterusan," katanya.

Pemakanan sunah

Justeru, beliau berkata, intipati daripada al-Quran dan sunnah mengenai pengambilan makanan perlu dijadikan amalan dalam gaya hidup manusia agar kekal sihat dalam masa sama meningkatkan keimanan.

Ia bertepatan dengan firman Allah SWT bermaksud: Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari benda yang baik-baik (yang halal) yang telah Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika betul kamu hanya beribadat kepada-Nya. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan kepada kamu memakan bangkai, dan darah, dan daging babi, dan binatang-binatang yang disembelih tidak kerana Allah; maka sesiapa terpaksa (memakannya kerana darurat) sedang ia tidak mengingininya dan tidak pula melampaui batas (pada kadar benda yang dimakan itu), maka tidaklah ia berdosa. Sesungguhnya, Allah Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani. (al-Baqarah:171-172)

Muhammad berkata, kelebihan amalan pemakanan menurut al-Quran dan sunah juga telah terbukti menurut kajian sains dan diakui pengkaji barat mempunyai pelbagai khasiat untuk mengekalkan kesihatan mahupun merawat penyakit.

"Islam adalah agama yang menyeluruh. Islam telah memberi penjelasan mengenai penjagaan kesihatan melalui pengambilan makanan menerusi al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW.

"Sebagai contoh makanan sunah yang diamalkan oleh Rasulullah SAW seperti kurma, madu, habbatus sauda, gandum, air zam-zam dan banyak lagi ternyata mempunyai pelbagai khasiat. Perkara itu turut diakui menerusi kajian-kajian sains yang dijalankan.

"Pesanan Rasulullah SAW mengenai makan apabila lapar dan berhenti sebelum kenyang juga penting untuk diamalkan bagi mengawal proses penghadaman dan mengelakkan perut daripada bekerja terlalu keras,"jelasnya.

Oleh itu katanya, pengambilan pemakanan sihat dan seimbang mampu memelihara tubuh badan daripada sebarang penyakit memudaratkan sekali gus memberi impak positif terhadap rutin harian, pekerjaan dan juga melaksanakan tanggungjawab terhadap Allah SWT.

Walau bagaimanapun tambahnya, senaman dan aktiviti fizikal juga perlu dilakukan sebagai alat tambahan bagi menjamin kesihatan yang lebih berkualiti.

"Dengan bersenam boleh mengurangkan stres. Ia apabila badan ‘diarahkan’ untuk menggunakan gula dan lemak yang telah disediakan oleh badan untuk menghadapi situasi stres. Kandungan gula dan lemak larut dalam darah seterusnya berhasil mengelakkan enapan lemak dan kolesterol dalam salur darah.

"Selain itu, senaman fizikal juga menjadikan kita periang dan ceria sepanjang hari apabila protein dalam darah (preopiomelanocortin) ditukarkan oleh badan kepada endorphin, iaitu sejenis molekul yang bertindak sebagai bahan yang membawa ketenangan dalam fikiran dan jiwa seseorang setelah melakukan aktiviti senaman.

"Ketika tubuh terdedah di bawah cahaya matahari dapat merangsang sejenis reseptor di dalam mata yang mengesan cahaya ultra ungu (UV light). Reseptor ini menghantar impuls ke bahagian otak bernama suprachiasmatic nuclei, dan seterusnya ke bahagian otak yang lain. Apabila otak mengesan kewujudan cahaya ultra ungu ini, otak akan menghasilkan sejenis hormon bernama serotonin yang dapat membawa rasa gembira ke dalam minda seseorang," jelasnya.

*Sumber dari MOHD. SHAH CHE AHMAD|www.mukmin.com.my

Orang Yang Disukai Oleh Dajjal

Diriwayatkan oleh An - Nawwas ibn Sam'an : " Dia , yang hidup dan melihatnya ( Dajjal ) harus membacakan di depannya ayat-ayat pembukaan Surat Al Kahfi , " ( HR Muslim ).

Diriwayatkan oleh Abu Umamah al - Bahili : " Barangsiapa memasuki nerakanya ( Dajjal ), mintalah pertolongan Allah dan bacakan ayat pembukaan Surat Al Kahfi, dan hal ini akan menyejukkan dan mendamaikannya, seperti api menjadi sejuk terhadap Ibrahim , " ( HR Ibnu Katsir ).


Tanda-tanda dan rahsia Hari Akhir Zaman

Satu sebab mengapa Rasulullah SAW menganjurkan orang-orang beriman membaca Surat Al Kahfi ketika Dajjal cuba memujuk rayu adalah kerana surah ini mengandungi isyarat penting mengenai Hari Akhir seperti pelbagai hal yang diperlukan untuk bertahan dan memerangi Dajjal dan gerakan-gerakan anti-agama yang menimbulkan berbagai kejahatan keatas kemanusiaan yang ingin disebarkan oleh Dajjal ke seluruh dunia.

Surah Al Kahfi ini juga mengandungi pelbagai pelajaran bagi kaum Muslimin. Anjuran Rasulullah SAW supaya menghafal dan membaca surah ini dengan penuh perhatian adalah suatu isyarat kuat tentang hal ini. Seperti kita akan lihat di seluruh bab ini, pengalaman Ashabul Kahfi yang tinggal di sebuah masyarakat yang kafir. Pelajaran bahawa Musa AS belajar dari Khidr dan pemerintahan di atas dunia yang didirikan oleh Dzulkarnain AS agar dapat menyebarkan nilai-nilai Islam adalah perkara-perkara yang perlu direnungkan oleh orang-orang beriman.

Lalu orang seperti apa yang sangat disukai oleh Dajjal? Tanpa disedari ia sudah ditandai oleh Dajjal di hatinya ?

1. Orang yang apabila kumandang azan terdengar , dia mengendahkannya.

2. Orang yang apabila dinasihati atau dimaklumkan mengenai perancangan Dajjal di dunia sebelum dia datang, dia tidak ambil peduli.

Dajjal tidak datang secara tiba-tiba, Atas Izin Allah SWT dia mempersiapkan semuanya dengan bantuan para pengikutnya ( Freemasonry dan illuminati ) agar semakin ramai manusia yang akan menjadi pengikutnya. Jika seseorang sudah tahu mengenai rancangan Dajjal ini, Dajjal sudah melihat nya dan menandakan hatinya .

Ini sesuai dengan doa Dajjal kepada allah swt yang kelak akan di kabulkan :
 
" Ya rabb berikanlah aku kemampuan untuk menurunkan hujan, menghidupkan orang yang sudah mati, menyembuhkan penyakit yang ada di dunia, menyuburkan tanaman dan memperlihatkan syurga dan neraka kepada manusia kelak yang sesungguhnya syurga ku adalah neraka - mu dan nerakaku adalah syurga - mu ya Rabb agar aku bisa menguji keimanan manusia kelak .... " [ oleh : Izzudin Azhar / sudah tahukah anda ]

*Diterjemahkan oleh Detik Islam dari sumber islampos.com

7 Perbuatan Melambangkan Kamu Bukan Lagi Seorang Isteri

1. Ketika suamimu pulang dari kerja, kamu masih sibuk di rumah, tidak menyambutnya di pintu malah tidak memberikan senyuman dalam keadaan dia kepenatan.

2. Makanan suami bukan lagi dari air tanganmu sebaliknya air tangan mamak Restoran. Pakaian suami diberikan kepada tukang dobi untuk dicuci dan digosok.

3. ketika suami marah menegur mu, kamu menjawabnya dengan leteran dan meninggikan suara kepadanya.

4. Ketika suami duduk bersamamu di rumah, baumu tidak menyenangkan, pakaianmu tidak bersih dan tidak menarik.

5. Rahsia rumah tanggamu diceritakan kepada ibumu, kakak dan juga sahabat handaimu.

6. Tidak berlaku baik dengan keluarga suami malah menghasut suami sehingga meninggalkan tanggungjawab terhadap keluarga suamimu.

7. Tiba waktu solat, kamu tidak mengejutnya bangun untuk solat dan tidak menyuruh melakukan ketaatan, tidak meminta suamimu bertaubat dari dosa dan tidak meminta suami meninggalkan maksiat.

Ya Allah, kurniakan kepada pemuda Islam dengan isteri yang solehah dan kurniakanlah kepada perempuan Islam dengan suami yang soleh.

Sumber - facebook.com

TIPS PENTING BAGAIMANA MENCUKUPKAN GAJI

Pesan Ustaz Mohd Nassru Abdul Latif:

1.Bila hari terima gaji, jangan dilupa ibu dan ayah. Perkara pertama buat, transfer utk mereka dahulu. Banyak atau sedikit, itu tidak penting. Walau mereka berdua mungkin sudah berpendapatan, tetapi berikan kepada mereka sebagai hadiah. Percayalah, duit gaji kita akan cukup!

2.Jangan dilupa "Tabung Haji", memotong melalui potongan gaji lebih baik. Anda tahu, bila kita sudah mendaftar haji, ia bermakna "Nawaitu" itu telah ada!

3.Sebagai seorang ayah, ingat kembali urusan anak. Aqiqahkan mereka dahulu, sebelum anda membeli TV LED baru, sebelum menukar sport rim baru!

4.Sebagai seorang isteri yang bekerja, bantulah suami! Tidak salah jika isteri berkata "Duit I, Duit I, Duit suami, Duit I! Tapi, redha itu lebih penting. Suami pula jangan ambik kesempatan atas kebaikan isteri.

5.Sebagai isteri yang tidak bekerja, redha dengan apa yang ada. Jangan merungut! Tiada suami yang mahukan kekurangan dalam keluarga.

6.Lihat ahli keluarga yang terdekat, siapa yang perlu dibantu dahulu sblm bsdkah atau nk bntu Orang susah, anak yatim? Rezeki kita akan sentiasa cukup jika mendahulukan orang yang dekat! Kerana sabit dlm hadis Rasul saw.

7.Jangan kedekut tetapi jangan pula terlalu boros! Memberi makan merupakan sedekah yang sangat mudah. Sekali sekala, apa salahnya belanja kawan2 & saudara-mara

PUJIAN yang DIBOLEHKAN dan yang TERCELA

Pujian yang tercela

Yang dimaksud dengan pujian yang tercela adalah pujian yang berlebihan dan pujian yang dapat menyebabkan orang yang dipuji merasa bangga diri (‘ujub).

Dari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan bahwa ada orang yang memuji temannya yang ada disamping Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ويلك قطعت عنق صا حبك, قطعت عنق صا حبك

“Celakalah engkau, kau telah menggorok leher saudaramu. Kau telah meggorok leher saudaramu!”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkannya beberapa kali. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من كان منكم مادحا أخاه لا محالة فليقل: أحسب فلانا والله حسيبه ولا أزكي على الله أحسبه كذا وكذا إن كان يعلم ذلك منه

“Barang siapa yang terpaksa harus memuji saudaranya, maka katakanlah: ‘Aku kira si fulan demikian dan demikian, tetapi Allah-lah yang menilai (keadaan sebenarnya). Aku tidak mau menilai atas nama Allah (kepada seseorang) demikian dan demikian, jika memang kelebihan itu ada pada dirinya.”

[Hadits shahih, riwayat Bukhari (III/158) dan Muslim (IV/2297)]

“Janganlah engkau tertipu dengan pujian orang lain yang menghampirimu. Sesungguhnya mereka yang memuji tidaklah mengetahui dirimu sendiri kecuali yang nampak saja bagi mereka. Sedangkan engkau sendiri yang mengetahui isi hatimu."

“Barangsiapa yang begitu girang dengan pujian manusia, syaithon pun akan merasuk dalam hatinya.”

( Iqozhul Himam Syarh Matn Al Hikam, Ibnu ‘Ajibah, hal. 159, Mawqi’ Al Qaroq, Asy Syamilah)

"Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang bertakwa.”

(Qs. Al-Najm; 32)

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar ada orang yang memuji saudaranya dengan sangat berlebihan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أهلكتم أو قطعتم ظهر الرجل

“Kalian telah mematahkan punggung saudara kalian (kalian telah membinasakannya).”

[Hadits shahih, riwayat Bukhari (III/158 dan Muslim (IV/2297)]

Ibnu Baththal menyimpulkan bahwa larangan itu diperuntukkan bagi orang yang memuji orang lain secara berlebihan dengan pujian yang tidak layak dia terima. Dengan pujian ini orang yang dipuji tersebut, dikhawatirkan akan merasa bangga diri, karena orang yang dipuji mengira bahwa dia memang memiliki sifat atau kelebihan tersebut. Sehingga terkadang dia menyepelekan atau tidak bersemangat untuk menambah amal kebaikan karena dia sudah merasa yakin dengan pujian tersebut.

Oleh karena itu, para ulama menjelaskan bahwa makna hadits: ‘Taburkanlah debu ke muka orang yang memuji orang lain!’[1] adalah berlaku untuk orang yang memuji orang lain namun dengan cara yang berlebihan.[2]

Pujian yang dibolehkan

Tidak diragukan lagi bahwa memuji orang lain adalah termasuk penyakit lisan, jika menyebabkan orang yang dipuji merasa bangga diri atau jika pujian tersebut dilakukan secara serampangan atau melampaui batas, yakni berlebih-lebihan. Namun, jika pujian itu tidak mengandung hal-hal tersebut di atas, maka hukumnya diperbolehkan.

Imam Bukhari rahimahullahu Ta’ala memberi judul untuk salah satu bab dalam kitab Shahih beliau: “Bab Orang yang Memuji Saudaranya Berdasarkan Fakta yang Diketahui”. Imam Bukhari menyebutkan bahwa Sa’ad radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tidak pernah kudengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut kepada seseorang yang berjalan di muka bumi ini sebagai calon penghuni Surga kecuali hanya kepada ‘Abdullah bin Salam.”

[Hadits shahih, riwayat Bukhari (VII/87), lihat juga al-Fath (X/478)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melukiskan sifat ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu sebagai berikut,

ما لقيك الشيطان سا لكا فجا إلا سلك فجا عير فجك

“Jika syaithan berpapasan denganmu pada suatu jalan, niscaya dia akan mencari jalan lain selain jalan yang engkau lalui.” [Hadits shahih, riwayat Muslim (IV/1864) dan al-Fath (X/479)]

Pujian yang diperbolehkan untuk diberikan kepada saudara kita adalah pujian yang tidak berlebihan dan orang yang dipuji tidak dikhawatirkan merasa bangga diri, maka pujian seperti ini diperbolehkan. Oleh karena itu, pujian dengan sesuatu yang sesuai fakta dan dengan sewajarnya sajalah yang diperbolehkan. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun dipuji dalam syair, khutbah, dan pembicaraan. Akan tetapi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menaburkan debu ke muka orang yang memujinya dengan pujian yang wajar tersebut.[3]

Bagaimana menyikapi pujian ?

Agar dapat menyikapi pujian secara sehat, Nabi Saw. memberikan 3 kiat yang sangat menarik untuk diteladani.

Pertama, selalu mawas diri supaya tidak sampai terbuai oleh pujian yang dikatakan orang. Oleh karena itu, setiap kali ada yang memuji beliau, Nabi Saw. menanggapinya dengan doa:

“Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku karena apa yang dikatakan oleh orang-orang itu.” (HR. Al-Bukhari)

Lewat doa ini, Nabi Saw. mengajarkan bahwa pujian adalah perkataan orang lain yang potensial menjerumuskan kita. Ibaratnya, orang lain yang mengupas nangka, tapi kita yang kena getahnya. Orang lain yang melontarkan ucapan, tapi malah kita yang terjerumus menjadi besar kepala dan lepas kontrol.

Kedua, menyadari hakikat pujian sebagai topeng dari sisi gelap kita yang tidak diketahui orang lain. Karena, sebenarnya, setiap manusia pasti memiliki sisi gelap. Dan ketika ada seseorang yang memuji kita, maka itu lebih karena faktor ketidaktahuan dia akan belang serta sisi gelap kita. Oleh sebab itu, kiat Nabi Saw. dalam menanggapi pujian adalah dengan berdoa:

“Dan ampunilah aku dari apa yang tidak mereka ketahui (dari diriku)”. (HR. Al-Bukhari)

Ketiga, kalaupun sisi baik yang dikatakan orang lain tentang kita adalah benar adanya, Nabi Saw. mengajarkan kita agar memohon kepada Allah Swt. untuk dijadikan lebih baik dari apa yang tampak di mata orang lain. Maka kalau mendengar pujian seperti ini, Nabi Saw. kemudian berdoa:

“Dan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira”. (HR. Al-Bukhari)

Bagaimana cara memuji ?

Ada beberapa teladan yang dapat disarikan dari kehidupan Nabi Saw., yaitu di antaranya :

Pertama, Nabi Saw. tidak memuji di hadapan orang yang bersangkutan secara langsung, tapi di depan orang-orang lain dengan tujuan memotivasi mereka. Suatu hari, seorang Badui yang baru masuk Islam bertanya tentang Islam. Nabi menjawab bahwa Islam adalah shalat lima waktu, puasa, dan zakat. Maka Orang Badui itupun berjanji untuk menjalankan ketiganya dengan konsisten, tanpa menambahi atau menguranginya. Setelah Si Badui pergi, Nabi Saw. memujinya di hadapan para Sahabat, “Sungguh beruntung kalau ia benar-benar melakukan janjinya tadi.” Setelah itu beliau menambahi, “Barangsiapa yang ingin melihat penghuni surga, maka lihatlah Orang (Badui) tadi.” (HR.Al-Bukhari dan Muslim, dari Thalhah ra.)

Kedua, Nabi Saw. lebih sering melontarkan pujian dalan bentuk doa. Ketika melihat minat dan ketekunan Ibn Abbas ra. dalam mendalami tafsir Al-Qur’an, Nabi Saw. tidak serta merta memujinya. Beliau lebih memilih untuk mendoakan Ibn Abbas ra.: “Ya Allah, jadikanlah dia ahli dalam ilmu agama dan ajarilah dia ilmu tafsir (Al-Qur’an).” (HR. Al-Hakim, dari Sa’id bin Jubair)

Begitu pula, di saat Nabi Saw. melihat ketekunan Abu Hurairah ra. dalam mengumpulkan hadits dan menghafalnya, beliau lantas berdoa agar Abu Hurairah ra. dikaruniai kemampuan untuk tidak lupa apa yang pernah dihapalnya. Doa inilah yang kemudian dikabulkan oleh Allah Swt. Dan menjadikan Abu Hurairah ra. sebagai Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

إذا رأى أحدكم من أخيه مـا يعجبه, فليدع له بالبركة

“Jika salah seorang di antara kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, maka hendaklah dia mendo’akannya agar diberikan keberkahan kepadanya.”

[Hadits shahih, riwayat Imam Malik dalam al-Muwaththa’ (II/716 no.2), Ibnu Majah dalam Shahih-nya (II/265) dan Ahmad dalam Musnad-nya (III/447)]

Do’a mohon keberkahan saat mendapati (melihat) sesuatu yang menakjubkan dirinya pada saudaranya,

مـا شـا ء الله لا قوة إلا بـالله, أللـهـم بارك عليه

“Maasyaa Allaah (atas kehendak Allah), tidak ada kekuatan melainkan hanya dengan (pertolongan) Allah. Yaa Allah, berikanlah berkah padanya.”[4]

Imam Nawawi rahimahullahu Ta’ala mengatakan bahwa dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, banyak sekali hadits yang berisi pujian kepada seseorang. Berdasarkan hal itu, para ulama mengatakan bahwa cara mengkompromikan antara hadits-hadits yang kelihatan bertentangan itu adalah dengan memaknai larangan itu berlaku untuk pujian yang berlebihan, pujian yang ditambah-tambahi dengan kedustaan atau pujian yang dikhawatirkan akan muncul rasa bangga diri (ujub) di dalam diri orang yang dipuji. Namun, jika tidak dikhawatirkan akan terjadi hal demikian, maka diperbolehkan memuji meskipun dihadapan orang tersebut. Hal ini dikarenakan kesempurnaan ketakwaan, keteguhan akal dan kemantapan ilmu yang dimiliki oleh orang yang dipuji. Bahkan hukumnya menjadi sunnah apabila dengan pujian, maka dia akan termotivasi untuk senantiasa berbuat kebaikan, menambah amal kebaikan, dan memberikan teladan yang baik kepada orang lain.[5]

Allah lebih mengetahui akan hal ini.

Wallahu a’lam.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...