Al-Aun: Pedang Dari Ranting Kayu Milik Ukasyah

Perang Badar merupakan perang yang banyak memunculkan pahlawan-pahlawan Islam. Perang pertama yang sangat menentukan, apakah Islam akan tenggelam dan lenyap selagi masih embrio, ataukah akan terus tumbuh berkembang pesat? Dan sejarah membuktikan, 313 orang yang belum cukup berpengalaman dengan persenjataan terhad dan perbekalan seadanya, apalagi memang tidak dipersiapkan untuk bertempur tetapi hanya untuk memintas kafilah dagang Quraisy, ternyata mampu mengalahkan seribu orang pasukan kafir Quraisy yang dipimpin Abu Jahal yang berpengalaman, dengan persenjataan lengkap dan perbekalan yang lebih banyak. Tentunya semua itu terjadi tidak lepas dari pertolongan Allah SWT.

Salah satu pahlawan yang lahir di medan perang Badar ini adalah Ukasyah bin Mihshan bin Harsan Al-Asadi. Begitu dahsyatnya ia bertempur sehingga pedangnya pun patah. Melihat hal itu, Rasulullah SAW menghampiri Ukasyah sambil membawa sebuah ranting pohon, sambil bersabda, "Berperanglah dengan ini wahai Ukasyah."

Begitu diterima dari Nabi SAW dan digerak-gerakkan, ranting pohon itupun berubah menjadi sebuah pedang yang panjang, kuat, berkilat dan tajam. Ukasyahpun meneruskan pertempurannya hingga Allah memberikan kemenangan pada umat Islam.

Pedang yang kemudian diberi nama "Al 'Aun" menjadi senjata andalan Ukasyah dalam setiap pertempuran yang diikutinya, baik bersama atau tanpa Rasulullah SAW. Begitupun ketika Ukasyah menjemput syahidnya di Perang Riddah, pedang dari ranting pemberian Nabi SAW setia menemaninya.

Pembunuh Ukasyah adalah Thulaihah al Asadi yang saat itu mengaku sebagai nabi, tetapi kemudian menjadi sedar dan kembali kepada Islam dan menjadi baik keislamannya.

Ketika Umar bertemu dengan Thulaihah, ia berkata, "Apakah engkau yang telah membunuh orang yang soleh, Ukasyah bin Mihshan?" 
Thulaihah menjawab, "Ukasyah menjadi orang yang bahagia (menjadi syahid) kerana diriku, dan aku menjadi orang celaka kerana dirinya. Tetapi aku memohon ampun kepada Allah."

Kemudian Thulaihah memetik sabda Nabi SAW, 
Syurga itu diliputi oleh hal-hal yang dibenci dan neraka itu ditaburi oleh hal-hal yang disukai." Umar bin Khatthab hanya tersenyum dan membenarkan Thulaihah.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...